FREEDOM OF IMAGINATION
Sebuah pengantar dari Al Hilal
Siagian
(Guru Bahasa Indonesia SMA
Maitreyawira Batam)
Siapa yang bisa melarang seseorang
untuk berimajinasi? Jawabnya tentu tidak ada, because imagination is
platform to transfer knowledge yang membutuhkan ruang dan waktu, sehingga
melahirkan sebuah ide yang dapat menggugah hati. Begitu juga buku ini, imajinasi
yang bebas seperti burung di angkasa, yang tak pernah memikirkan awan
merinduinya atau dahan yang tak pernah mengoceh ketika ia bertengger di
atasnya, tak ada yang bisa melarangnya.
Pena Pengembara, seperti namanya,
tulisan-tulisan di dalam buku ini seolah mengembara melanglang buana mencari jejak
dan arti kehidupan. Berkunjung ke dalam kisah sedih, lalu meratap di dalamnya.
Menapak jejak di dalam fiksi romantis yang membuat dunia seolah “mereka” yang
memilikinya. Bebas, lepas dan tak ada sekat yang menghalangi imajinasi di dalam
buku ini, sehingga membacanya pun seolah menembus lapisan atmosfer yang dapat
membukakan mata bahwa berimajinasi itu bebas.
Buku ini adalah karya siswa-siswiku.
Bangga sekali ketika membaca ratapan, harapan, misteri, resah, gelisah, pasrah,
cinta, kerinduan, hasrat, dan letupan motivasi yang berkecamuk di dalamnya,
Semoga buku ini menjadi motivasi bagi kalian agar terus mengasah ketajaman pena
dan membiarkan ia pergi berkelana menjelajahi samudera kehidupan yang luas.
Bagi mereka yang mengerti kata
“cinta”, tentu bisa merasakan hasrat yang begitu dalam di kumpulan cerpen ini.
Sebab, buku ini dibangun dengan proses cinta, ibarat gelora yang bersemayam di
dalam hati lalu perlahan lahir dengan imajinasi yang tak mudah untuk ditafsirkan.
Teruntuk anak didikku, selamat, kalian telah berhasil membuat orang-orang
percaya bahwa “tak ada yang bisa melarang seseorang untuk berimajinasi”.
Terima kasih kepada anak-anakku yang sengaja
menyisihkan waktunya untuk membantu proses penerbitan buku ini. Secara khusus kepada Jessica Poaler,
Evellyn, Ferdianto, Dewi_Ryu, Valenteeno Bong, dan siswa-siswi SMA Maitreyawira
Batam yang sama-sama belajar membuat cerita pendek, sehingga karya ini dapat
dibukukan.
Kepada Ibu Mariati, selaku kepala
SMA Maitreyawira Batam, saya sangat terkesan ketika naskah ini saya berikan,
ibu membaca dan mengeditnya sampai akhir cerita. Saya yakin, siswa-siswi SMA
Maitreyawira Batam akan bangga kepada seorang kepala sekolah dengan kesibukan
yang begitu padat, masih sempat membaca dan memberikan sumbangsih terhadap buku
ini.
Komentar