JURUS JITU MENGATASI STRES




(foto; google)

            Stres, jika mendengar kata ini tentu beragam kesimpulan sudah mengisi ruang kepala kita. Dampak yang dihasilkan oleh beberapa masalah ini sering menghinggapi kehidupan kita, tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun juga bisa merasakan stres. Siapa yang tidak pernah punya masalah dan kegalauan yang berdampak stres? Sudah dipastikan semua orang pernah mengalaminya, baik itu masalah kecil maupun besar. Jangankan kita manusia biasa, bahkan Rasulullah pun pernah mengalami keadaan-keadaan galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah binti Khuwailid.
            Menurut Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi dalam bukunya Kenapa Harus Stres (Terapi Stres Ala Islam) bahwa stres adalah gejala gangguan kesehatan jiwa yang sangat unik, merupakan bagian persoalan yang tidak terpisahkan dari kedidupan manusia, karena pada dasarnya setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat memiliki potensi yang sama untuk dapat mengalami (terkena) stres. Stres yang menimpa seseorang tidak sama antara satu orang dengan yang lainnya, walaupun faktor penyebabnya boleh jadi sama.
            Stres merupakan bagian dari sekelumit persoalan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Bisa dikatakan bahwa setiap orang berpotensi untuk mengalami stres. Meskipun dalam hal ini stres yang dialami oleh semua orang tidaklah sama, tergantung tingkat kematangan emosional, spiritual atau kedewasaan masing-masing.
            Seberat apapun masalah yang dihadapi manusia, pasti selalu ada solusi untuk setiap permasalahan. Di sini penulis ingin memaparkan beberapa jurus jitu secara islami untuk mengatasi stres, paling tidak bisa menjadi bahan renungan atau acuan untuk menghadapi stres. Karena setiap orang pasti berbeda-beda tingkat stres dan cara mengatasinya.

1.      Kuatkan Iman
H. Rhoma Irama dalam sebuah syairnya mengatakan “Stres, obatnya iman dan takwa”. Ya, Iman menjadi tolok ukur seseorang dalam menjalani kehidupan. Jika imannya baik dan kuat, maka mudahlah hidupnya. Setiap permasalahan yang muncul pasti dikembalikan kepada Allah. Karena yang menjadikan bumi dan seluruh isinya termasuk stres adalah Allah. Namun jika iman seseorang buruk dan lemah, akan terasa berat ketika ada masalah yang dihadapinya. Alhasil medsos (media sosial) akan menjadi tujuan pelampiasan stres tersebut. Yang didapat bukan solusi, akan tetapi komentar-komentar yang negatif dari beberapa netizen yang melihatnya dan akan menjadikan orang tersebut menjadi lebih stres lagi. Oleh karena itu, jika stres melanda jiwa, cobalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebab kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Iman atau keyakinan yang teguh memiliki dampak positif bagi kehidupan, karena dengan keimanan dapat menghilangkan kepercayaan dan ketergantungan terhadap benda-benda (materi duniawi), menanamkan semangat berani menghadapi tantangan, memberikan ketenteraman jiwa, dan membentuk kehidupan yang baik.
Keimanan juga dapat menjadikan manusia mampu mengarahkan sikap dan tindakannya dengan lebih efisien dalam upaya meraih tujuan hidupnya, sehingga akan sangat membantu seseorang untuk dapat meraih kebermaknaan hidup yang merupakan sumber terciptanya ketenangan dan kedamaian batin dalam jiwa seseorang.

2.      Sukur dan Sabar
Mengapa kita harus bersukur? Karena masih banyak orang lain di luar sana yang permasalahannya jauh lebih rumit dari yang kita hadapi. Boleh jadi kita stres karena hari ini tidak memiliki rumah dan hanya bisa mengontrak di rumah yang kecil, namun di luar sana masih banyak orang yang tidur di bawah kolong-kolong jembatan. Boleh jadi gaji kita sebagai karyawan sangat kecil. Namun di luar sana masih banyak orang yang setiap harinya mencari pekerjaan. Allah-pun memberi imbalan kepada orang-orang yang bersukur seperti yang tertuang dalam Alquran “dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim : 7). Oleh karena itu cobalah untuk bersukur atas apa yang kita miliki. Karena terkadang jika kita terlalu sibuk melihat ke atas, kita lupa akan orang-orang yang ada di bawah.
Mengapa kita harus bersabar? Karena sabar adalah cara efektif untuk bernegosiasi dengan hati agar kita bisa menjalani hidup ini dengan baik. Sampai kapan? Sabar tidak punya batasan, namun manusia sering kali membatasi kesabaran ketika ia berhenti untuk bersabar. Memang sabar itu sangat pahit, tapi yakinlah buahnya sangat manis. Lihat saja apa yang dijanjikan oleh Allah kepada orang-orang yang bersabar. Firman Allah “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153). Jika bersabar, Allah akan memberikan hadiah terbaik kepada hamba-hamba-Nya.
Seperti kisah Rasulullah di atas, ketika ditinggal oleh orang-orang yang beliau sangat cintai, Allah balas kesabaran tersebut dengan hadiah Isra’ dan Mi’raj. Oleh karena itu jika stres datang menghampiri, segera lawan dengan rasa sukur dan sabar.

3.      Berpikir Positif
               Setiap masalah yang lahir selalu diiringi dengan solusinya. Hanya saja Allah tidak mengirimnya secara bersamaan, melainkan berada di belakangnya. Hal ini bertujuan untuk menjadikan manusia selalu berusaha dan tidak berpangku tangan dalam menghadapi seluruh persoalan hidupnya. Firman Allah :“...Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (Q.S. Ar-ra’du : 11). Meskipun terkadang harus terjatuh dan bersusah payah dalam menghadapi masalah tersebut, namun disitulah letak nilai sebuah usaha. Karena Allah tidak melihat hasil, akan tetapi proses yang dilakukan untuk mendapatkan hasil.
            Untuk mewujudkan itu semua diperlukan positive thinking atau berpikir positif. Karena setiap masalah atau cobaan yang diberikan Allah kepada manusia, pasti tidak melebihi batas kesanggupan manusia tersebut. Ketika masalah datang, cobalah untuk berpikir positif bahwa Allah menguji kita berarti Dia sedang memperhatikan kita dan selalu memberikan solusi di setiap permasalahan yang kita hadapi. Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya : “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S. Al-insyirah 5-6).

4.      Mengadu Kepada Allah, bukan yang lain
Pada umumnya ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini.  Di era sekarang ini, media sosial menjadi tempat mengadu yang sering digunakan oleh orang-orang yang memilki masalah seperti di Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan lain sebagainya.
Pernahkah kita sejenak merenungi ayat-ayat Allah yang sering kita baca setiap hari minimal 17 kali dalam sehari? “Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al-fatihah: 5). Semestinya, kepada Allahlah kita mengadukan segala permasalahan yang kita punya, bukan mengunggah dan membuat status di media sosial.
               Mengapa kita tidak mencontoh perilaku Rasulullah yang ketika ditimpa musibah langsung mengadukan permasalahannya kepada Allah. Bukankah Allah adalah sebaik-baik tempat untuk kita mengadu? Bukankah Allah selalu mendengarkan dan mengabulkan doa hamba-hambanya? Lalu mengapa kita mencurahkan segala permasalahan hidup kita kepada selain Allah? Tanyakan hal ini kepada diri kita sendiri, dan hanya kitalah yang bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu.
               Beberapa jurus di atas adalah sebagian kecil dari jurus-jurus yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres. Kembali kepada kita bagaimana mengahadapinya. Pada intinya, stres hanyalah sebuah tantangan atau ujian untuk meningkatkan taraf atau kelas seseorang di hadapan Allah. Bukankah ada pepatah mengatakan “semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerpa.Semoga bermanfaat.


Komentar